Translate

Rabu, 27 September 2017

Washburn Parallaxe PXM10

Asal Usul Gitar Washburn

Merek gitar Washburn diambil dari nama bisnisman George Washburn Lyon, yang bekerja sama dengan Patrick Healy pada tahun 1864 mulai membentuk perusahaan Lyon & Healy. Perusahaan ini semakin berkembang dan mulai memproduksi gitar (akustik), mandolin, banjo, dan sejenisnya dengan merek Washburn sejak tahun 1883. Namun karena kerasnya kompetisi bisnis dan perubahan zaman maka pada tahun 1928, Lyon & Healy melepas bisnis gitarnya dan fokus pada bisnis piano dan harpa. Sejak itu merek Washburn terus mengalami kemunduran hingga tidak terdengar lagi pada tahun 1940.

Pada tahun 1974, Tom Beckmen melalui bisnisnya, Beckmen Musical Instruments, menghidupkan kembali merek Washburn dan menjual merek tersebut kepada Rudolf "Rudy" Schlacher dan Rick Johnstone (Fretted Industries, Inc.) pada tahun 1977. Gitar listrik Washburn yang pertama kali dibuat adalah model Wing Series (1978-1984) yang diproduksi melalui Yamaki, Jepang. Pada tahun 1987 Schlacher kemudian membeli seluruh saham Johnstone dan merubah nama perusahaannya menjadi Washburn International dan sejak saat itu merek Washburn semakin terkenal hingga menduduki peringkat ketiga setelah Fender dan Gibson.

Pada tahun 1991 hampir seluruh gitar Washburn dibuat oleh Samick dari Korea. Kini, gitar Washburn terutama diproduksi dari Indonesia atau China.

Gitar Parallaxe PXM10FRQTBLM


Pada tahun 2014, Washburn memperkenalkan model Parallaxe. Seri gitar yang khusus dibuat untuk gitaris rock, metal dan shred; dengan fitur dan teknologi yang unik. Salah satu model Parallaxe tersebut adalah PXM10. Gitar ini dijual dengan harga sekitar USD 850 di Sweetwater dot com, namun kita dapat memperolehnya dengan harga sekitar 5,5 juta rupiah atau bisa saja lebih murah karena model gitar listrik seri Parallaxe ini memang diproduksi di Indonesia.
Gambar 1: Gitar Washburn Parallaxe PXM10 Floyd Rose Quilt Trans Blue Matte. Perhatikan sambungan bolt-on leher ke bodi gitar yang unik.
Keunikan dari gitar ini adalah menggunakan kayu ebony yang berwarna hitam sebagai fretboard, yang mana pada umumnya gitar listrik menggunakan fretboard dari rosewood yang berwarna coklat gelap. Selain itu gitar ini juga telah menggunakan hardware bermerek, seperti machine head Grover, pickup Seymour Duncan Jazz dan Distortion, serta bridge asli Floyd Rose 1000 buatan Korea.

Selain menggunakan bahan berkualitas, gitar ini juga menerapkan teknologi atau fitur yang unik, yakni Stephen's Extended Cutaway dan Buzz Feiten tuning system.

Stephen's Extended Cutaway

Pada umumnya leher dan bodi gitar dibuat dari kayu yang berbeda, sehingga kedua bagian ini harus disambung dengan sekrup (bolt-on). Sambungan pada kedua bagian gitar ini memiliki bagian yang agak menebal/menonjol dan bisa mengganggu tangan (jari) untuk menekan senar pada fret bagian tersebut. Extended Cutaway adalah desain sambungan leher gitar dengan bodi gitar yang menghilangkan bagian yang menonjol tersebut sehingga tangan pemain gitar bebas menjelajah sampai fret terakhir pada leher gitar tanpa halangan. Selain menghilangkan tonjolan pada sambungan leher gitar, desain ini juga diyakini dapat meningkatkan kestabilan struktur gitar dan akibatnya tone gitar juga menjadi lebih baik.

Desain Extended Cutaway ini dirancang oleh Stephen Davies, seorang luthier dan sekaligus pemain gitar klasik dan jazz, pada awal tahun 80an. Ketika bermain gitar listrik, Stephen yang terbiasa dengan latihan gitar klasik merasa terganggu dengan posisi jempol tangan kiri yang terpaksa "bergeser" oleh tonjolan pada bagian belakang leher gitar listrik. Merasa teknik permainan gitarnya terganggu, Davies mulai bekerja dan mendesain sambungan leher gitar yang bisa membuatnya nyaman bermain gitar tanpa mengorbankan integritas struktur gitar itu sendiri. Pada akhir tahun 80an, desain dan merek dagang dari Stephen's Extended Cutaway ini dipatenkan. Kini kita bisa mendapatkan gitar dengan sambungan leher gitar Stephen's Extended Cutaway pada gitar buatan Stephen's Stringed Instruments dan Washburn International.

Buzz Feiten Tuning System

Sebuah tangga nada (scale) terdiri atas nada-nada (notes) yang saling memiliki hubungan yang teratur, hubungan tersebut berupa rasio frekuensi yang memiliki pola tertentu. Bila aturan ini tidak diikuti maka otak kita akan menginterpretasikan 'nada' tersebut sebagai nada/not yang fales atau bahkan dalam hal ekstrim sebagai suara yang tidak musikal atau noise.

Selama berabad-abad, musisi dan teoretikus mencoba berbagai variasi untuk menyetem (tuning) alat musik, sehingga sebuah lagu dapat dimainkan dalam beberapa nada dasar (key) pada alat musik tersebut (dalam teori musik disebut transposisi atau modulasi) tanpa terdengar fales.

Alhasil, salah satu dari solusi tuning, equal temperament, muncul sebagai pemenang de facto, yakni solusinya adalah:
1. Nada dengan interval satu oktaf memiliki rasio frekuensi 2:1
2. Bagi interval oktaf tersebut menjadi 12 semitone yang sama persis (rasio frekuensi 1.059463...:1)
Gambar 2: Perbandingan frekuensi not yang ditala dengan equal temperament vs simple frequency ratio

Equal temperament tuning memiliki beberapa not yang lebih fales dari yang lain, namun karena "selisih" frekuensi ini tersebar merata ke semua not dalam satu oktaf, maka otak kita akan 'mentolerir' hal tersebut.

Panjang senar dan jarak antar fret pada gitar (selain factor lainnya) menentukan frekuensi getaran senar gitar dan walaupun telah disetem dengan benar, beberapa not yang dihasilkan sepanjang leher gitar memiliki selisih frekuensi dari gambar 2 di atas.

Pada tahun 1992, Howard "Buzz" Feiten (lahir 4 Nopember, 1948) seorang penyanyi/penulis lagu, gitaris, dan luthier berkebangsaan  Amerika, mempatenkan sebuah metode setem guitar, yang sekarang menjadi merek dagang 'Buzz Feiten tuning system'. Teknik ini diyakini memungkinkan untuk menyetem gitar dan bass dengan nada yang dihasilkan semua fret sepanjang leher gitar menjadi lebih akurat.
Gambar 3: Trademark BFTS pada gitar Washburn buatan Indonesia

Washburn adalah satu-satunya pabrik gitar yang menerapkan BFTS sebagai fitur standard pada semua gitarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar